Ruteng – Di lembah Pagal, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai,
Nusa Tenggara Timur, berdiri megah sebuah gereja tua yang telah menjadi saksi
bisu sejarah dan perkembangan umat Katolik di wilayah tersebut.
Gereja ini bernama Gereja Paroki Kristus Raja
Pagal, dan sejak didirikan pada tahun 1915, telah menjadi ikon arsitektur unik
yang memukau.
Bangunan ini berbentuk segi empat dengan atap berbentuk kerucut,
menyerupai rumah adat Manggarai, yang dikenal sebagai Mbaru Niang atau Mbaru
Gendang.
Keunikan terletak pada atap kerucut yang
memberikan sentuhan lokal pada struktur bangunan gereja.
Dua menara kembar yang menjulang tinggi di
bagian depan gereja memberikan sentuhan arsitektur kolonial Eropa yang elegan.
Perpaduan antara elemen-elemen tradisional dan
kolonial membuat Gereja Pagal menjadi sebuah masterpiece arsitektur yang unik
dan menarik.
Sejarah Panjang Gereja
Gereja Pagal tidak hanya menjadi lambang
arsitektur, tetapi juga menyimpan sejarah panjang umat Katolik di wilayah
Pagal-Cibal.
Sejak masuknya ajaran
Katolik pada tahun 1915, gereja ini menjadi pusat pelayanan dan peribadatan
bagi umat Katolik di sekitarnya.
Pada awalnya, para misionaris Serikat Verbi
Divini (SVD), terutama Pater Muller, memainkan peran kunci dalam membawa ajaran
Katolik ke Pagal-Cibal.
Pembaptisan Markus Huwa pada 29 Mei 1915 di
Pagal menjadi tonggak sejarah, menandai awal perjalanan Gereja Katolik di
wilayah tersebut.
Dari tahun 1915 hingga 1956, imam-imam SVD
secara bergiliran melayani umat di Cibal dengan pusat pelayanan di Pagal.
Pada 8 April 1956, terjadi peralihan tugas
pelayanan dari SVD ke Ordo Fransiskan Minor (OFM), menandai perkembangan lebih
lanjut dalam sejarah gereja ini.
Lonceng Gereja: Kenangan yang
Tak Terlupakan
Masyarakat Cibal memiliki kenangan tak
terlupakan terkait Gereja Pagal, terutama terkait dengan suara lonceng gereja.
Setiap pagi, lonceng gereja berkumandang pukul
05.00 WITA, menjadi penanda waktu bagi masyarakat dan membangunkan umat,
termasuk anak-anak sekolah dan para guru.
Suara lonceng gereja ini
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Cibal.
Gereja peninggalan kolonial ini bukan hanya
tempat ibadah, melainkan juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial
masyarakat Cibal.
Perayaan Natal dan Paskah di gereja ini menjadi
momen penting bagi umat Katolik di Kecamatan Cibal. Selain itu, gereja ini juga
menjadi destinasi wisata religi yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke
Manggarai.
Dengan sejarah panjang, arsitektur yang
memukau, dan peran sentral dalam kehidupan masyarakat, Gereja Paroki Kristus
Raja Pagal di Cibal menjadi destinasi wisata religi yang unik.
Wisatawan yang berkunjung dapat mengagumi
keindahan bangunan, menikmati suasana hening, dan merasakan nilai-nilai
spiritual yang terpancar dari tempat ibadah ini.
Gereja ini bukan hanya menjadi bagian integral
dari sejarah dan budaya lokal, tetapi juga menyajikan perpaduan yang memukau
antara tradisi dan modernitas.
Sebuah perjalanan ke Gereja Paroki Kristus Raja
Pagal akan membawa pengalaman yang mendalam tentang keberagaman dan keindahan
warisan budaya di wilayah Manggarai.
Sewaktu masih kecil kami sering mendengar bunyi lonceng gereja pagal sangat nyaring
@Petrus Kari, Terima kasih, Tuhan Berkati
Terima kasih yang berlimpah atas jasa jasa para pendahulu teristimewa para misionaris yang telah membangun Cibal melalui kegiatan keagamaan
@Petrus Kari, Terima kasih, Tuhan Berkati
...bagian dalamnya pun seperti lingko, pokoknya Manggarai banget. Keren
@Sebastianus Ndanduk, Luar biasa Kaka